top of page
Sampah menjadi ancaman terhadap ekosistem laut

Carbon Voice Curriculum

UNIT 4

Ancaman Terhadap Laut Kita dan Ekosistem Karbon Biru

Laut kita dan ekosistem karbon biru sekarang sedang di bawah ancaman.

Di unit ini, kita akan mempelajari tentang ancaman bagi laut dan ekosistem karbon biru. 

Sub-Unit 1
Pengertian pengasaman air laut

SUB-UNIT 1
PENGASAMAN AIR LAUT:
APAKAH ITU DAN BAGAIMANA BISA TERJADI?

Kamu mungkin pernah mendengar istilah “pengasaman air laut” sebelumnya. Tapi apa sih itu sebenarnya dan kenapa hal tersebut menjadi ancaman serius bagi kehidupan di laut?

Laut adalah penyerap karbon terbesar yang menyerap sebagian besar karbon dioksida (CO2) yang kita hasilkan dari aktivitas sehari-hari. Namun, laut tidak hanya menyerap CO2 begitu saja, karena pada kenyataannya ada reaksi kimia yang terjadi di dalam air laut. Reaksi ini disebut asidifikasi atau pengasaman air laut.

Infografik proses pengasaman air laut
Coral Bleaching dampak dari pengasaman air laut

Lalu, apa masalahnya? Kenapa hal ini menjadi sesuatu yang buruk?

​

Sekarang, kondisi air laut kita 30% lebih asam dibanding saat sebelum revolusi industri. Pengasaman air laut terus meningkat 10 kali lebih cepat dalam 55 juta tahun terakhir. Hal ini berdampak buruk bagi biota laut dan ekosistem di sekitarnya, seperti terumbu karang. Mengingat terumbu karang adalah habitat dan rumah bagi spesies laut yang paling beragam, pengasaman air laut dapat menyebabkan hilang dan rusaknya kehidupan laut secara signifikan.

 

Selain itu, pengasaman air laut dapat menyebabkan beberapa spesies plankton tidak dapat membentuk cangkangnya. Hal ini sangat memprihatinkan karena plankton merupakan bagian terpenting untuk semua ekosistem laut dan pesisir. Jika organisme kecil ini mati, semua makhluk hidup laut yang bergantung padanya untuk makanan akan mulai punah.

Pengasaman air laut merupakan isu yang serius akibat dari peningkatan jumlah karbon di atmosfer. Pengasaman air laut tidak hanya menyebabkan kematian banyak makhluk laut, tetapi juga mempengaruhi ekosistem laut yang bernilai bagi masyarakat, seperti perikanan, akuakultur, dan perlindungan garis pantai.

Kematian ikan menjadi dampak pengasaman air laut
Sub-Unit 2
Dampak eksploitasi lahan bagi ekosistem laut

SUB-UNIT 2
Perubahan penggunaan lahan

Dari semua ancaman terhadap laut dan ekosistem karbon biru, perubahan penggunaan lahan mungkin yang paling terlihat secara visual. Perubahaan penggunaan lahan terjadi karena adanya dorongan untuk pembangunan ekonomi yang mengakibatkan kerusakan skala besar dan eksploitasi hutan, termasuk mangrove, di seluruh dunia.

​

Mangrove di seluruh dunia terancam akibat ditebang untuk perubahan penggunaan lahan seperti pengembangan industri pesisir, perumahan, lahan pertanian, dan akuakultur. Selama tiga dekade terakhir, lebih dari 40% hutan mangrove Indonesia telah rusak, dan itu hanya di Indonesia saja. 

Eksploitasi lahan pesisir berdampak negatif bagi lautan
Penebangan pohon memberikan dampak negatif pada ekosistem laut

Terlebih lagi, penebangan kayu secara besar-besaran juga mengancam keberadaan hutan mangrove. Ketika ditebang dalam skala besar, maka akan menghasilkan pelepasan karbon yang sebelumnya tersimpan dalam jumlah besar dan mengurangi kapasitas penyerapan karbon. Akibatnya, laju pemanasan global semakin cepat dan memperburuk dampak perubahan iklim.

​

Hal di atas sangat memprihatinkan mengingat hutan mangrove sangat penting bagi ekosistem laut dan pesisir. Penebangan hutan mangrove mungkin saja menghasilkan keuntungan ekonomi jangka pendek bagi sebagian pelaku perusakan, namun efek jangka panjang dari kerusakan ini akan sangat merugikan bagi semua makhluk di Bumi.

Sub-Unit 3
Overfishing atau penangkapan ikan berlebih

SUB-UNIT 3
Penangkapan ikan berlebihan

Ancaman lain terhadap laut dan ekosistem karbon biru adalah penangkapan ikan yang berlebihan.

Penangkapan ikan yang berlebihan berarti menangkap ikan lebih banyak dan lebih cepat dari kemampuan populasi ikan untuk bereproduksi, sehingga mengakibatkan persediaan ikan menipis. Habisnya ikan di laut akan mengakibatkan ketidakseimbangan yang dapat berdampak pada rantai makanan dan menyebabkan punahnya kehidupan laut.

​

Selain mengurangi populasi ikan, peralatan yang digunakan dalam beberapa praktik penangkapan ikan modern memiliki dampak negatif pada kehidupan dan habitat laut. Praktik-praktik seperti penggunaan jaring pukat hela dasar, jaring dorong, penangkapan ikan dengan racun, dan ledakan bom, serta perburuan sirip hiu merusak habitat yang rentan seperti terumbu karang dan padang lamun. Praktik-praktik ini juga membunuh banyak hewan laut berkali-kali lebih cepat daripada kemampuan mereka untuk bereproduksi.

Dampak negatif penangkapan ikan berlebih atau overfishing

Kenapa hal-hal di atas bisa terjadi?

​

Pengelolaan industri perikanan yang buruk dan permintaan konsumsi makanan laut yang tinggi terus mendorong kegiatan ilegal, eksploitasi berlebihan, dan degradasi lingkungan.

 

Di seluruh dunia, banyak industri perikanan diatur oleh regulasi yang buruk atau bahkan ada yang tidak memiliki regulasi sama sekali. Dalam banyak kasus, kesulitan dalam mengatur industri penangkapan ikan disebabkan karena kurangnya sumber daya dan kemampuan untuk pemantauan kondisi laut. Ini berarti banyak daerah yang hampir tidak dipantau sama sekali.

 

Selain itu, daerah penangkapan ikan sebagian besar tidak terlindungi – hanya 7,91% bagian dari laut yang dinyatakan sebagai kawasan lindung, dan sebagian besar masih terbuka untuk penangkapan ikan. Ini berarti masih banyak daerah yang terancam praktik penangkapan ikan yang merusak.

 

Sangat memprihatinkan yaa:(

Karena 70% bagian dari Bumi adalah laut, kehidupan laut secara garis besar sangat penting untuk menyokong kehidupan di planet kita. Sebagian besar masyarakat pesisir bergantung pada industri perikanan untuk mata pencaharian mereka. Ketika ikan dan hewan laut lainnya punah, maka begitu juga dengan ekonomi masyarakat pesisir.

​

Laut dengan sumber daya alamnya yang melimpah memainkan peran penting sebagai pengatur iklim. Namun, jika semua yang ada di laut punah, maka peran itu terancam. Oleh karena itu, menghentikan penangkapan ikan yang berlebihan dan merusak dapat meningkatkan ketahanan laut terhadap perubahan iklim dan juga memberikan keuntungan bagi ekonomi lokal.

Laut menjadi sumber daya alam utama masyarakat pesisir
Polusi plastik bagi lautan

SUB-UNIT 4
Polusi Plastik

Plastik: harganya murah, ringan, praktis dan tidak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari.

Tetapi plastik menjadi masalah serius yang mendatangkan malapetaka untuk planet dan laut kita dalam jangka panjang.

Sub-Unit 4

Plastik membutuhkan waktu rata-rata 450 tahun untuk terurai. Artinya, kemasan dari bungkus mie instan yang dikonsumsi orang tuamu ketika mereka masih di sekolah dasar mungkin masih ada di luar sana, entah terkubur di dalam tanah atau terambang di laut.

 

Setiap tahun, diperkirakan 13 juta ton plastik berakhir di laut dan menghasilkan 80% sampah laut yang mengancam pantai, lautan, dan ekosistem laut. 

​

Bahkan jika kamu tinggal ratusan kilometer jauh dari pantai, plastik yang kamu buang masih berpeluang besar untuk berakhir di laut. Ada tiga alasan utama kenapa hal ini bisa terjadi.

Sampah plastik yang tidak bisa terurai berdampak negatif bagi ekosistem
Dampak negatif pembuangan sampah bagi ekosistem

Pertama, ketika kamu membuang sampah plastik ke tempat sampah, biasanya akan diangkut ke tempat pembuangan sampah. Selama pengangkutan, sampah tersebut memiliki risiko untuk terbang dan jatuh ke selokan, sungai dan berakhir di laut.

​

Dampak negatif pembuangan sampah sembarangan bagi ekosistem
Dampak negatif pembuangan sampah ke perairan bagi ekosistem

Ketiga, produk yang dibuang di saluran pembuangan. Kamu mungkin terkejut mengetahui bahwa produk sehari-hari seperti korek kuping, tisu wajah, dan produk-produk pembersih mengandung plastik. Ketika produk-produk ini dibuang ke toilet, plastik di dalamnya akhirnya akan berakhir di laut.

Kedua, membuang sampah sembarangan! Air hujan dan angin dapat membawa sampah plastik yang dibuang sembarangan ke laut melalui saluran air, selokan dan sungai. Parahnya, sebagian masyarakat pesisir masih cenderung membuang sampah, termasuk sampah plastik, langsung ke sungai atau laut karena kebiasaan buruk, kurangnya pengetahuan atau alternatif solusi pengelolaan sampah.

Bahaya sampah plastik bagi makhluk laut

Sesampainya di laut, plastik menjadi potongan-potongan kecil yang disebut mikroplastik yang sangat merusak kehidupan laut dan ekosistem. Menurut PBB, lebih dari 800 spesies di seluruh dunia terdampak oleh sampah laut yang mengandung banyak mikroplastik.

 

Ikan, burung laut, penyu, dan mamalia laut banyak memakan sampah plastik sehingga menyebabkan kematian, masalah pencernaan, kelaparan, dan tenggelam.

Plastik tidak hanya berdampak negatif terhadap kesehatan laut, kesehatan manusia, pariwisata pesisir serta keamanan dan kualitas pangan, tetapi juga merupakan ancaman tersembunyi yang memperparah perubahan iklim. Proses produksi plastik dan sampah plastik itu sendiri menghasilkan gas rumah kaca.

 

Ketika dibuang ke laut, plastik terpapar sinar dan panas matahari yang menghasilkan gas rumah kaca. Hal ini juga dapat menyebabkan hubungan timbal balik yang membahayakan, di mana saat Bumi menjadi lebih panas, plastik menghasilkan lebih banyak gas metana dan etilen, sehingga meningkatkan pemanasan global dan memperburuk dampak perubahan iklim. 

Polusi plastik yang juga meningkatnya gas rumah kaca di lautan
Penyelam di bawah laut

SUB-UNIT 5
Polusi Kimia

Selain polusi plastik, aktivitas manusia juga banyak menghasilkan bahan kimia berbahaya ke laut sejak Revolusi Industri.

Sub-Unit 5

Polusi kimia dapat dibagi menjadi dua kategori utama:

Dampak polusi perairan dari pertanian

Polusi dari sektor pertanian

Polusi dari sektor pertanian terutama berasal dari penggunaan pupuk dan pestisida di aktivitas pertanian, yang akhirnya mengalir ke laut. Air limpasan pertanian meningkatkan konsentrasi bahan kimia seperti nitrogen dan fosfor dalam air laut.

Hal ini menyebabkan ledakan pertumbuhan ganggang yang dapat menjadi racun bagi hewan laut dan perikanan, sehingga pada akhirnya berbahaya bagi kesehatan manusia.

Dampak polusi perairan dari industri

Polusi dari sektor industri

Pencemaran dari sektor industri berasal dari berbagai macam sumber termasuk dari ekstraksi bahan mentah hingga produksi barang jadi. Hampir setiap produk yang kita konsumsi dalam kehidupan kita menghasilkan limbah kimia dalam berbagai bentuk.

Sementara beberapa industri seperti ekstraksi minyak adalah pencemar polusi kimia terbesar. Industri lain yang menghasilkan polusi bahan kimia di laut adalah industri fashion. Mari kita gali lebih dalam tentang industri ini. 

Dampak fashion terhadap lingkungan tidak berhenti sampai produknya jadi.

 

Sumber polusi utama berasal dari bahan yang digunakan dalam pembuatan tekstil. Bahan seperti polyester sering digunakan dalam pembuatan pakaian karena sangat murah. Namun, di dalam polyester terdapat serat mikro yang mengandung mikroplastik dan ketika dicuci di mesin cuci, serat mikro ini terlepas dan masuk ke sistem pembuangan air, sehingga berakhir di laut dan menambah jumlah mikroplastik yang ada di dalamnya.

Dampak polusi perairan dari industri fashion atau pakaian
Dampak polusi perairan dari pewarna tekstil

Selain itu, pewarnaan tekstil di industri fast fashion juga menggunakan bahan kimia berbahaya. Secara global, produksi tekstil merupakan pencemar air bersih terbesar kedua. Air yang tercemar kemudian mengalir ke sungai dan berakhir di lautan. Bahan kimia tersebut bersifat bioakumulatif, yang berarti penumpukannya di dalam organisme laut lebih cepat daripada yang dapat diekskresikan atau dimetabolisme. Hal ini tentunya berbahaya bagi kesehatan laut dan kehidupan di dalamnya.

Dampak polusi perairan dari minyak dan tambang

Sumber polusi kimia lainnya di laut adalah dari tumpahan minyak. Selain tumpahan minyak skala besar, ada juga banyak tumpahan minyak kecil lainnya yang tidak selalu terekspos di media. Tumpahan minyak ini hampir tidak mungkin dapat dibersihkan dan mengancam hewan dan kehidupan laut. Tumpahan minyak ini juga mengurangi kemampuan tanaman laut dan fitoplankton untuk menyerap CO2 yang dihasilkan oleh aktivitas manusia.

Sumber polusi kimia terakhir berasal dari aktivitas pertambangan. Penambangan baik di wilayah darat dan laut memberikan ruang bagi polutan seperti merkuri untuk masuk ke ekosistem laut, yang menyebabkan kematian banyak hewan laut dan habitatnya. Merkuri tersebar luas di laut dan kandungannya yang tinggi terdapat pada ikan seperti ikan tuna dan ikan todak, yang mana pada akhirnya dimakan oleh manusia dan dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan.

Dampak polusi perairan dari minyak dan tambang di lautan
Membersihkan sampah dari polusi

Rasanya sangat menyedihkan mengetahui bahwa terdapat banyak polutan yang tetap ada di laut karena sulit untuk dihilangkan sepenuhnya. Nasib laut kita bukan hanya di tangan pemerintah atau industri, sebagai individu, aksi kita juga penting!!

 

Di unit selanjutnya, kita akan belajar lebih banyak tentang apa yang kita, baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat, dapat lakukan untuk mengambil tindakan untuk mengurangi ancaman terhadap laut dan ekosistem karbon biru dan mengatasi perubahan iklim.

Quiz

Apakah kamu sudah menguasai topik yang kita bahas di unit ini?

Saatnya uji pengetahuanmu!

Jawab semua pertanyaan dengan benar dan dapatkan sertifikatnya!

Kami akan senang melihat perkembangan belajarmu.

Bagikan perjalananmu bersama kami!

bottom of page